Rabu, 09 Desember 2009

Macam-Macam Inovasi Layar Televisi

Macam-macam Inovasi Layar Televisi

1. CRT ( Cathode Ray Tube )

TV generasi pertama ini disebut juga TV tabung. Tentu karena cara kerjanya yang memproyeksikan gambar dari satu sumber cahaya (tabung berisi elemen katoda yang bersinar) ke bidang datar atau lengkung di dalam tabung kaca secara langsung, tanpa perantara
TV jenis ini paling besar hanya memiliki ukuran layar sekitar 40 inci. Itu pun beratnya sudah sekitar 88 kg! Namun, keuntungan yang didapat dari CRT ialah tampilan gambarnya yang tajam dan harganya lebih murah dibandingkan dengan TV jenis lain dengan ukuran layar yang sama. Malah jenis CRT terbaru, juga sudah dilengkapi VCD/DVD player terintegrasi, atau hard-disk yang memungkinkan kita merekam sekaligus menyimpan acara TV
Prinsip kerja televisi CRT ( Cathode Ray Tube )
Elektron ditembakkan dari belakang tabung gambar menuju bagian dalam tabung yang dilapis elemen yang terbuat dari bagian yang memiliki kemampuan untuk memendarkan cahaya. Sinar elektron tersebut mel3ewati serangkaian magnet kuat yang membelok-belokkan sinar menuju bagian- bagian tertentu dari tabung dalam.
Begitu sinar tersebut sampai kebagian kaca tabung TV atau minitor, dia akan menyinari lapisan berpendar, menyebabkan tempat-tempat tertentu untuk berpendar secara temporer.
Setiap tempat tertentu mewakili pixel tertentu. Dengan mengontrol tegangan dari sinar tersebut, terciptalah teknologi yang mampu mengatur pixel-pixel tersebut untuk berpendar dengan itensitas cahaya tertentu. Dari pixel-pixel tersebut, dapat dibentuklah gambar.


Gambar Prinsip Kerja CRT


Teorinya, untuk membentuk sebuah gambar, sinar tadi menyapu sebuah garis horizontal dari kiri ke kananm, menyebabkan pixel-pixel tadi berpendar dengan itensitas cahaya sesuai dengan tegangan yang telah diatur. Proses tersebut terjadi pada semua garis horizontal yang ada pada pixel layar, dan ketika telah sampai ujung, sinar tersebut akan mati sementara untuk mengulang proses yang sama untuk menghasilkan gambar yang berbeda. Makanya beda dapat nonton objek yang seolah-olah bergerak dilayar televisi.

Pada masa awal-awal kelahiran teknologi televisi, para ilmuan yang merancang televisi dan tabung gambar menemui hambatan teknis. Seperti yang belia tahu, TV zaman bahela belumlah sekeren dan secanggih sekarang, eh maksudnya belum mampu menampilkan detail gambar seperti sekarang.

Dulu lapisan yang beredar dalam tabung gambar kualitasnya nggak sebaik sekarang. Jadi kualitas pixel yang dihasilkan juga tidak seoptimal sekarang. Kini, seiring dengan perkembangan teknologi komputer yang membutuhkan kualitas TV tabung yang lebih baik, untungnya kualitas lapisan beredar dalam tabung telah lebih baik

2. LCD ( Liquid Crystal Display )

LCD ditemukan oleh seorang ahli botani asal Australia bernama Freidrich Reintzer, pada akhir abad ke-19 Istilah Liquid Crytal ini justru dipopulerkan pertama kali oleh fisikawan jerman bernama Otto Lehmann. Berbeda dengan teknologi tv CRT, teknologi Lcd membuat bentuk perkakas menjadi lebih ramping, mirip dengan teknologi LED ( Light Emo\itting Dioda ) ataupun plasma gas.

Prinsip kerja
Nama LCD (Liquid Crystal Display) bisa menggambarkan cara kerjanya dalam menghasilkan gambar. Jadi di dalam tubuh TV ini terdapat sejenis kristal cair yang diletakkan di antara lapisan cair dan padat (makanya sering disebut sebagai teknologi sandwich). Sederhananya, cairan kristal ini akan bekerja begitu muncul stimulasi elektrik, berupa tembakan, yang masuk. Hasil penembakan itu berupa cahaya yang menyembur dan mengantar sinyal gambar serta warna.
Teknologi yang mengandalkan cairan ini membuat TV LCD bisa begitu tipis dan ringan. Lalu karena cukup menembakkan elektrik sekali saja, LCD juga dikenal sebagai TV yang paling hemat energi, paling sedikit mengonsumsi listrik.
Sayangnya, teknologi cairan kristal ini enggak bisa bekerja maksimal dalam bidang yang sangat besar. Hingga membuat TV LCD enggak mampu bekerja dalam sebuah layar yang lebih besar dari 50 inci.


Gambar prinsip kerja LCD

3. ELD ( Electroluminescent Display )

ELD pada saat ini memasuki tahap pengembangan dimana teknologi memanfaatkan fenomena yang disebut electroluminescence yang muncul ketika sebuah posfor diletakkan pada suatu medan listrik yang sangat kuat. ELD berukuran 10 inci yang memancarkan cahaya kuning telah ada dipasaran. Pada saat ini para peneliti berusaha untuk mengembangkan ELD yang multi color.

4. FED ( Field Emission Display )

FED memiliki deretan katoda field-emission yang banyak pada layar. Katoda tersebut akan memancarkan sinar elektron yang akan mengaktifkan fosfor. Secara umum dapat digambarkan FED terdiri dari layar tv tabung yang banyak sekali dan berukuran kecil yang terdapat di layar. Untuk pembuatan FED dibutuhkan teknologi semiconduktor yang tinggi hal ini diperlukan untuk membuat suatu panel katoda yang berukuran sangat kecil.

5. Rear Projection

Ini dia salah satu TV yang bisa menampilkan gambar paling besar. Cara kerja RPTV hampir sama dengan CRT, namun melalui dua tahap sorotan sebelum sampai di layar lebar. Awalnya sumber cahaya menembakkan gambar ke suatu bidang. Kemudian gambar tersebut dipantulkan lagi ke layar besar. Hal inilah yang memungkinkan RPTV menghasilkan gambar bisa lebih besar dibanding dengan TV jenis lain.
Hingga saat ini, jenis RPTV memiliki tiga jenis teknologi dalam menghasilkan gambarnya. Yang banyak kita temui sekarang ini biasanya RPTV berteknologi CRT, alias masih menggunakan tabung. Biasanya tubuhnya masih terlihat gendut, walau tetap saja lebih tipis daripada TV tabung biasa.

Banyak orang yang menyukai jenis ini karena layarnya yang gede banget (bisa di atas 50 inci). Tapi secara kualitas gambar, RPTV jenis ini bisa dibilang paling lemah. Ketajaman, contrast, serta warnanya enggak lebih baik dari TV biasa. Posisi kita saat menonton pun harus secara horizontal. Begitu posisi kita berubah sedikit, maka kualitas gambarnya pun langsung berubah. Mau nonton sambil tiduran? Forget it, man!
Kelemahan jenis RPTV ini mendorong para produsen TV mengembangkan teknologi baru. Maka muncullah RPTV dengan teknologi LCD. Ketajaman serta kualitas warna jauh lebih lumayan, tapi tetap saja bermasalah dengan angle pandangan kita saat menonton.
Enggak puas dengan perubahan kualitasnya, para produsen pun menjejali RPTV dengan teknologi baru bernama Digital Light Processing (DLP). Teknologi ini awalnya digunakan pada proyektor film. Sederhananya, kinerja cahaya yang ditembakkan ke layar tersebut berasal dari hasil kerja sebuah chip. Jadi prosesnya sudah enggak lagi analog/konvensional seperti tabung, tapi sudah digital. Penyemprotan cahayanya pun sudah menyebar ke seluruh layar, sehingga gambar yang dihasilkan lebih total.
Ini yang membuat RPTV berteknologi DLP memiliki ketajaman serta warna yang jauh lebih bagus dari RPTV sebelumnya. Hebatnya lagi, masalah angle tonton pun sudah enggak jadi masalah. Dari arah mana pun kita menonton, kualitas gambar tetap terjaga.

6. Plasma Display (PDP)

PDP memiliki tipe self emitting display, yaknii menggunakan cahaya yang dipancarkan dari pelepasan plasma. Untuk menghasilkan hal tersebut dilakukan penyekatan dari sebuah pencampuran gas diantara dua lembar kaca yang membawa elektroda pada permukaan interiornya. Selanjutnya diaplikasikan fosfor R,G dan B pada permukaan pelat tadi. Ketika voltase listrik dilewatkan diantara elektroda, maka dihasilkan sinar ultraviolet yang meransang fosfor untuk memancarkan cahaya dan menciptakan gambar di layar.
Sesuai karakteristiknya, self emitting display memiliki kelebihan pada waktu respon pixel yang lebih pendek dibanding pada display lain yang membutuhkan cahaya luar. Selain itu, PDP memiliki sudut pandang (viewing angle) horisontal dan vertikal hingga lebih dari 170° . Juga kontras rasionya yang lebih kuat dibanding dengan LCD (terutama di ruangan gelap).
PDP membutuhkan dua elektroda display untuk setiap sel discharge. Akibatnya, peningkatan jumlah pixel harus diikuti dengan penurunan ukuran sel discharge. Sedangkan sebuah sel memiliki batas minimum hingga ukuran tertentu ia bisa dikecilkan. Hal inilah yang membatasi resolusi PDP, dan menjadi alasan kekalahan plasma untuk direproduksi di ukuran layar yang kecil (≤40 inchi).

7. DLP

Digital Light Processing atau yang disingkat dengan DLP kali pertama dikembangkan oleh Texas Instrument. Pada DLP, cahaya terlebih dahulu akan mengenai sebuah Color Filter berbentuk roda. Kemudian warna yang diperoleh akan mengenai Digital Micromirror Devices (DMD). Dari DMD inilah kemudian cahaya akan diproyeksikan dengan cara dipantulkan ke layar.

DMD adalah sebuah optical chip yang terdiri dari tiga lapis cermin-cermin micro yang masing-masing lapisan dipisahkan oleh rongga udara yang memungkinkan cermin untuk miring sejauh -10 sampai +10 derajat. Kemiringan setiap cermin DMD akan diatur oleh sebuah chip khusus yang ada pada DMD.

Keberadaan DMD membuat DLP hanya membutuhkan satu set optic saja. Kesederhanaan ini membuat proyektor DLP lebih ringkas dan ringan. Beratnya dapat mencapai kurang dari 250 gram.

Contrast Ratio dan struktur pixel DLP juga lebih baik. Hal ini disebabkan oleh sistem transmisive yang dimiliki oleh DLP. Meskipun pada beberapa sisi DLP lebih baik dari LCD, DLP juga memiliki kekurangan. Penggunaan colorwheel pada DLP mengurangi nilai brightness proyektor. Dari segi harga, proyektor DLP juga lebih mahal, sebab ongkos produksi yang dibutuhkannya memang tinggi. Dari CRT hingga Plasma
Sejak ditemukan pertama kali tahun 1924 oleh Charles Jenkins (ilmuwan Amerika) dan John Baird (ilmuwan Skotlandia), pesawat TV berkembang dalam empat kelompok besar, yaitu Cathode Ray Tube (CRT), Rear-projection (RPTV), LCD, dan plasma.

Fiktur-fiktur Pendukung Pada Televisi
1. PAL
PAL adalah system pemancar tv yang digunalkan di Inggris, Jerman, Italia, Spanyol, dan Indonesia. Banyaknya garis / frem 625, frem / detiknya 25 frekwensinya 50 hz..
2. NTSC
NTSC adalah system pemancar tv yang digunakan di USA banyaknya garis / frem 525, frem / detiknya 30 frekwensinya 60 hz.
3. SCAM
SCAM adalah system pemancar tv yang digunakan di Perancis, Rusia banyaknya garis / frem 625, frem / detiknya 25 frekwensi 60 hz system suara yang digunakan adalah AM.
3. SVM ( Scanning Velocty Modulation )
Tv fitur, sebuah sirkuit yang akan meningkatkan kecepatan electron untuk masing-masing titik fosfor. Sering menghasilkan artificial “tepi keras,” hal inilah yang harus dinonaktifkan untuk sumber sepertiDVD dan HDTV. Digunakan dalam proyektor frofesional sebagai bentuk dithering untuk mengurangivisibilitas memindai baris. Juga disebut kecepatan scan atau modulasi, yang pada umumnya, tepi perangkat tambahan..
4. DCF ( Distributed Coordination Function )

Distributed Coordination Function (DCF) merupakan metode access yang ditetapkan oleh standart 802.11 dan digunakan untuk semua pemancar wireless LAN untuk access dalam media transmisi (RF) menggunakan protocol CSMA/CA. Dalam pelayanannya, Access Point diset sama dengan cara IEEE 802.3 dalam mengirimkan data, dan DCF merupakan suatu mode dimana access point mengirimkam data.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar